Skip to main content

Kembali Menulis!

Menulis adalah sesuatu hal yang menyenangkan bagi saya karena saya bisa menuangkan semua ide yang ada di dalam pikiran saya menjadi suatu tulisan. Dalam menulis saya tidak begitu peduli memikirkan apa yang orang lain pikirkan mengenai tulisan saya, kecuali untuk kepentingan tertentu. Saya suka sekali menulis apalagi ketika saya mengalami hal baik yang menyenangkan maupun menyebalkan dan saya lebih suka mengabadikan momen yang menurut saya penting dalam sebuah tulisan dan foto. Saya suka membaca ulang tulisan - tulisan yang pernah saya buat dan tak jarang saya pun tertawa membaca tulisan saya itu dan hal itu bisa menolong saya untuk lebih bisa mengenal siapa diri saya. Bagaimana saya meluapkan rasa bahagia yang saya rasakan, bagaimana saya meluapkan rasa kekecewaan saya dan juga bagaimana perasaan saya ketika melihat berbagai kejadian yang terjadi di lingkungan sekeliling saya. Saya pernah membaca sebuah tulisan yang menyebutkan "Jika kita ingin hidup sangat lama di dunia ini... menulislah, karena kita akan tetap hidup dalam setiap tulisan yang kita buat dan ketika orang lain membacanya hal itu membuat kita tetap hidup." Ya kita akan tetap hidup dalam tulisan-tulisan yang kita buat. Selain itu, dengab setiap tulisan yang kita buat akan membuat kenangan yang ingin simpan tetap hidup. Sebuah foto memang bisa mengabadikan sebuah momen dengan jelas namun jika kita tidak menuliskan cerita di bawahnya beberapa puluh tahun setelah kita mengambil foto tersebut mungkin kita akan lupa tentang kejadian yang terjadi saat itu. Namun, bila kita menuliskan cerita dalam setiap foto yang kita ambil akan membantu kita dalam mengingat semua kejadian, semua kenangan yang ada dalam foto tersebut. Hal itu bisa membuat kita seolah olah kembali ke masa tersebut dan kita memiliki kenangan untuk diceritakan kembali kepada anak cucu kita. Masih banyak hal lain keuntungan yang saya dapatkan dari kesenangan saya ini.
Jadi mungkin mulai dari sekarang saya akan memulai untuk mengisi kembali blog saya ini hehe kalau saya bisa ibaratkan blog saya ini seperti rumah kosong yang sudah lama ditinggal oleh penghuni rumahnya. Oleh karena itu, saat ini saya akan kembali mengisi 'rumah' yang sudah lama kosong ini. Ugh.. Saya harap saya bisa berkomitmen untuk terus mengisi blog ini ya hihi

Comments

Popular posts from this blog

Question, Lesson, Expectation, Thankfulness...

When I opened my eyes in the morning, I always thought about something. "Can I see the beautiful morning every day? Ah, who knows." That’s only a question and I didn’t really want an answer. I just wanted to send this cosmic question out into the void. I started the day with full of expectations, “What will happen today?” I wondered and expected that something good would happen. Because sometimes I wondered about my life, "I lead a small life. Well, valuable but small… I love my life." Formerly, I always regretted if I met someone that hurt me. I always wished that I never met such people like that. If I could turned back the time, I chose not to know them. But I was wrong, I ought to give my thank to them. I realized that they were taking the important part in my life. They have taught me being a tough woman and taught me being a better person than yesterday. I learned valuable lesson from my grandpa (RIP) and an elder woman. I met her in a hospital. ...

Bahasa adalah identitas diri, tapi kok..?!

Di era globalisasi membuat pengaruh bahasa-bahasa yang berasal dari luar daerah masyarakat setempat mudah masuk dan juga 'diadopsi' oleh masyarakat setempat dalam komunikasi sehari-hari untuk menambah nilai diri seseorang, contohnya saja bahasa Inggris. Oleh karena itu, hal inilah yang membuat semakin banyak orang-orang memulai mempelajari bahasa asing baik untuk tuntutan kerjaan, sekolah dll sehingga sekarang ini memungkinkan seseorang untuk menguasai lebih dari satu bahasa asing di luar bahasa ibunya. Namun di sisi lain, saat ini banyak sekali istilah asing yang digunakan sebagai tanda atau rambu di tempat umum, seperti sekolah, rumah sakit, mall, jalan raya dan lainnya. Para pembuat peraturan cenderung lebih memilih untuk menggunakan bahasa Inggris dibanding dengan bahasa Indonesia. Kalau pun ada bahasa Indonesianya itu hanyalah sebagai terjemahan dari tanda yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Tapi sadarkah kalian kalau tanda yang dibuat itu untuk memberitahukan suatu inf...

Tertambat Hati di Tanah Suci (Bagian 2)

Hari kedua di Makkah Al Mukarramah.. Hari ini kami diberi kebebasan untuk menentukan acara kami sendiri tentunya kesempatan ini tidak kami sia-sia kan untuk memaksimalkan ibadah di Masjidil Haram. Di sana kami melaksanakan Shalat Fajr (Subuh) sekitar pukul 4.43, karena masih terbawa suasana di tanah air dengan santai kami berangkat pukul 3.30 dari hotel yang jaraknya kurang lebih 300 meter dengan Masjidil Haram dan ketika kami sampai dipelataran mesjid dari kejauhan pintu mesjid sudah ditutup. Saya kaget karena saya pikir ini masih 1 jam sebelum shalat tapi saya dan keluarga saya tidak mendapatkan tempat di dalam mesjid. Akhirnya saya dan ibu saya shalat di pelataran mesjid dan kakak serta ayah saya shalat di lantai paling atas. Ini merupakan pelajaran penting yang kami dapatkan. Pertama, di sini kami diharuskan untuk belajar lebih disiplin lagi dalam beribadah yang tentunya disiplin ini harus tetap kami terapkan ketika pulang ke tanah air nanti. Kedua, mengenai semangat untuk beribad...